Ini mau ngomongin BBM tapi potonya kembang. Terpaksa, ga punya poto lain.
Jadi ceritanya, setelah DPR
menyetujui akan menaikkan harga BBM pada voting mereka tanggal 17 Juni 2013, saya
langsung terpikir harga-harga barang akan naik. Gimana ga naik, kan
pengangkutan barang-barang pake mobil, truk, pesawat yang semuanya pake BBM.
Keesokan
harinya, harga-harga barang kebutuhan pokok memang naik meskipun harga BBM
belum dinaikkan. Wajar saja, namanya pedagang kan siap-siap. Beberapa hari
lagi, harga BBM akan naik, harga-harga barang juga pasti akan naik. Kalau harga
barang dagangan mereka ga dinaikkan sekarang, mereka ga akan sanggup membeli
barang untuk berdagang beberapa hari lagi.
Lalu
bagaimana dengan BLSM? BLSM atau disebut BALSEM atau Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat, bantuan berupa sejumlah uang tunai kepada masyarakat miskin dan
hampir miskin, saya bingung pada kegunaan bantuan seperti ini. Orang tuh
butuh jaminan kesejaheraan, bukan gatel-gatel, kok dikasih BALSEM? Uang senilai
Rp 150.000,00 per bulan, dibayarkan tiap 4 (empat) bulan, gedhe sih, bisa buat
nutup beberapa kebutuhan yang tertunda, beli beras, beli ikan, beli daging juga
bisa, beli seragam sekolah, beli buku, beli pensil dan sebagainya. Tapi setelah
itu, apa lagi? Cukup ga ya buat makan sehari-hari? Kan harga barang naik semua?
Buat transport sehari-hari gimana, kan biaya angkot naik juga? Trus untuk biaya
kesehatan? Segitu mana cukup? Melahirkan aja minimal Rp 500.000,00 di sini,
belum keperluan bayi.
Beberapa
hari lalu ketemu pula ama rumah tangga yang anaknya sakit, ada gangguan di
kantong kemihnya. Sudah habis hampir Rp 3.000.000,00. Tiga juta dan itu hasil
minjam. Dan anaknya masih dirawat di rumah sakit. Tuh, masyarakat butuh
jaminan kesehatan kok malah dikasih BALSEM. Mangnya digigit nyamuk, tinggal
oles Balsem?
Saya emang
ga punya solusi yang lebih baik sih untuk masalah seperti ini, namanya juga
saya sangat awam, bisanya cuma protes. Tapi setidaknya saya bisa berdoa, segala
macam bentuk penggunaan dana yang tidak semestinya segera berkurang misalnya
gaji dan tunjangan anggota DPR yang terlalu banyak itu, jadi bisa
dialokasikan untuk hal-hal yang lebih baik. Trus saya juga belajar satu hal,
kalo kelebihan sumber daya yang penting dan ga bisa dibikin ulang kaya’ minyak
bumi itu, ya ga perlu ekspor banyak-banyak, mentang-mentang hasil ekspor
keuntungannya banyak. Kan akibatnya suatu saat bisa impor kalo persediaan
habis, jadinya lebih mahal kan.
No comments:
Post a Comment