Tuesday, 8 September 2009

Mengapa kita harus peka?!!

Ibuku pernah bilang, "sekesal dan sebenci apapun kamu pada seseorang, kamu harus tetap ramah. Karena kita hidup bermasyarakat. Kalau kamu tidak bisa menahan marah, kamu tidak akan punya teman."
Nasihat ini bisa kuterima, kucerna dan kupikirkan masak-masak. Untuk pengamalannya, aku diberi nilai 70 oleh beberapa temanku (lumayanlah). Kakakku dengan jujur memberi nilai 50 (tega banget ya). Sedangkan ibuku memberi nilai 0 (NOL) BESAR (lha??).

Tentu saja ibuku paling tahu soal ramah tamah dan sopan santun, selayaknya seseorang yang bergelar "Ibu". Jadi, beliau memberiku nilai 0 besar bukan tanpa alasan. Tentu saja dari beberapa kasus yang hampir membuatku menghancurkan muka orang (lebay dikiit) dan kasus yang membuatku sampai detik ini tidak mau menyapa orang yang pernah menyinggung perasaanku (yang ini sempat membuat keluargaku geleng-geleng kepala).

Bukannya aku tidak mau ramah atau tidak tahu sopan-santun atau apalah istilahnya. Aku hanya memiliki sedikit pandangan yang berbeda dari ibuku. Kalau ibuku menekankan untuk bersikap ramah, aku memilih untuk berkata sejujurnya. Aku akan bilang kalau aku tidak suka, tersinggung atau marah. Aku juga akan bilang kalau aku senang, merasa dihargai atau merasa sangat tertolong.
Bagiku, dengan mengatakan hal seperti; aku marah atau aku tersinggung, aku akan mencegah diriku untuk meluapkan amarah daripada tetap tersenyum dan pura-pura tidak tersinggung. Apalagi pada orang yang kurang peka pada perasaan orang lain.

Orang yang kurang peka tidak akan mampu membaca raut muka orang meskipun raut muka orang akan terlihat sangat jelas jika tersinggung dan marah. Orang yang kurang peka juga tidak akan mengerti bagaimana cara membaca raut muka orang kecuali mereka belajar dengan sangat keras (karena ini pelajaran yang sangat berat). Bahkan dengan mengatakan kalau aku tersinggung, orang yang kurang peka bisa menganggap ini sebagai sebuah kalimat biasa. Kejadian inilah yang membuat kasus 'aku tidak menyapa orang'.

Berbeda sekali dengan orang yang peka. Mereka akan tahu jika ada orang yang tidak setuju pada pendapatnya. Apalagi jika sampai ada yang tersinggung. Orang yang peka akan lebih berhati-hati dalam berbicara dan bersikap karena mereka dapat dengan cepat menangkap perubahan raut muka seseorang. Dengan begini, interaksi akan berjalan dengan baik dan mengurangi "monopoli pembicaraan".

Beramah-tamah dengan orang yang kurang peka juga akan membuatnya merasa "dihormati", padahal hanya sekedar ramah-tamah. Sedangkan beramah-tamah dengan orang yang peka, akan membuatnya ramah juga dengan ramah yang sebenarnya karena mereka bisa memahami lawan bicaranya.

Jadi, daripada aku sibuk beramah-tamah pada orang yang tidak peka, lebih baik aku beramah-tamah pada orang peka yang memang benar-benar ramah.

NB: tulisan ini hanya pendapat, bukan mata kuliah. Ditulis dalam keadaan marah dan tergesa-gesa. Jadi, mungkin tidak memenuhi kaidah penulisan yang baik.

13 comments:

  1. Setelah membaca artikel Anda, saya bisa menarik pendapat belum tentu orang yang memberi nilai tinggi pada Anda adalah orang yang jujur berkata pada Anda.

    ReplyDelete
  2. Hayo, ketahuan judulnya diganti.......

    ReplyDelete
  3. Kayanya kalo aku gak peka dan gak ramah ya? Hiks...

    ReplyDelete
  4. @affan: apapun pendapatmu, diterima.
    Ga ganti judul. Yang ini ngetiknya pake hp, ga tahu napa jadi awut-awutan gini.

    @millati: peka kok, mil. Kenyataannya, dirimu tahu kalau aku lagi tersinggung atau marah tanpa aku ngomong.

    ReplyDelete
  5. aku setuju dengan nilai 30 aja deh buat keramah tamahanmu

    nek aku kamu nilai berapa en???

    ReplyDelete
  6. You know?

    I like this!!!

    Jangan sampai kita menjadi orang yang bermuka dua...

    follow each other yuk mbak!

    ReplyDelete
  7. @ndaru: wah, aku ga bisa nilai, ndaru. Maaf, hehe...

    ReplyDelete
  8. @sulthan: makasih.
    Boleh boleh... Tapi gimana caranya?

    ReplyDelete
  9. @sulthan: maaf, agak dunk dunk.

    ReplyDelete
  10. klik aja Follow yang ada di blog ku itu :)

    wah, lagi OL juga tho :D

    ReplyDelete
  11. @sulthan: iya, OL lewat hp. Jadi, follow nya entar ya, kalo dah di rumah.

    ReplyDelete
  12. gw gak suka jadi org yang peka..
    kata dokter obatnya mahal..

    eh itu pekak ya..

    ReplyDelete