Aku sedang duduk di teras masjid STIS, menikmati daun-daun kering berguguran diterpa angin. Mirip autumn leaves, pikirku. Tiba-tiba seorang bapak separuh baya duduk di sampingku.
"Jam berapa, Nak?" tanya bapak itu.
"Jam dua, Pak," jawabku.
"Lewat berapa?" tanya bapak itu lagi.
"Jam dua pas, Pak."
Bapak itu manggut-manggut.
"Mau ke mana, Pak?" tanyaku sok akrab. Sifatku yang ini memang sulit dihilangkan.
"Saya dari Pancoran, mau pulang. Mampir sholat dulu di sini. Rumah saya di Pasar Minggu," bapak itu rupanya menanggapi pertanyaanku. Meskipun aku bingung, kok dari Pancoran ke Pasar Minggu lewat Otista? Bisa ya? Ah, tak tahulah, aku juga tidak tahu Pancoran itu sebelah mana.
"Kuliah di sini, Nak?"
"Iya, pak. Tapi sudah lulus."
Bapak itu manggut-manggut. "Berarti langsung kerja?"
"Iya, Pak," bapak ini tahu juga tentang STIS.
"Sudah lulus kuliah, sudah kerja, terus rencananya apa lagi?"
Aduh, kok pertanyaannya rumit gini. Aku jadi bingung.
"Rencana? Apa ya, Pak? Kerja dulu mungkin, Pak," jawabku.
"Kita harus selalu punya rencana. Jangan sampai hidup hanya mengalir apa adanya. Dan yang penting niat kita. Apa yang kita cari harus dengan niat yang baik. Ingat, NIAT," bapak itu menekankan pada kata niat.
"Kuliah, kerja, cari uang. Sebenarnya apa sih, yang dicari? Kekayaan? Kemewahan? Kekuasaan?"
Aduh, jadi panjang begini nasihatnya.
"Nak, apa yang sebenarnya kaucari?" bapak itu menatapku.
Aku gelagapan. Apa yang kucari? Apa? Kalau kuliah ya untuk cari kerja. Kalau kerja ya untuk cari uang. Memangnya apa lagi? Tapi kalau ditanya seperti ini, mengapa aku bingung ya? Ada yang salah ya? Apa yang kucari sih?
"Pak," seorang pria muda menepuk pundak bapak itu. "Ayo," kata pria itu.
"Saya pulang dulu ya, Nak. Mumpung masih siang," bapak itu berdiri.
"Oh, iya, Pak," aku mengangguk meskipun penasaran setengah mati.
"Mari, Mbak," kata si Pria.
Aku tersenyum pada keduanya. Aku masih teringat pertanyaan bapak itu. Apa yang kucari? Entahlah, sebaiknya kusimpan pertanyaan ini untuk kutanyakan pada orang lain.
Jadi, apa sebenarnya yang kita cari?
ebad juga nih bikin cerpen!!!
ReplyDeleteditunggu di FLP!!
Cerpen? Emang ini cerpen? Waduh...
ReplyDeleteFLP terus :-|
the way to fulfill ur endless thirst of happiness..
ReplyDelete@b' kai: iya juga ya, bang. Setuju deh.
ReplyDelete