Masih teringat dulu, pertama kali bertemu denganmu. Aku begitu terkesan pada kalimat puitismu, membuatku begitu termangu.
Aku hanya diam memandangmu, menikmati kejujuranmu. Betapa indah mendengar setiap kata dari bibirmu.
Lalu dia datang, membuyarkan setiap detil perasaanku padamu. Merusak hamparan harapan yang kurajut satu demi satu.
Mereka mengambilmu dan aku hanya mampu terpaku. Menunduk, mengutuk tiap senti kepengecutanku.
Aku masih di sini, berharap mereka kembali, membawamu hadir, mengisi kekosongan hati, menghapus air mataku yang tak kunjung berhenti.
Kalau kau tak pernah kembali, pada siapa harus kutitipkan perasaan ini.
titipkan saja pada pak pos.
ReplyDelete~puisi bagus~
lanjudkan!
Deu... Melankolis, ditinggal mereka...
ReplyDelete@manis.asam.asin : ama pak bos? Ada-ada aja :-D yo, makasih
ReplyDelete@millati_bae : beuh, ga sengaja melow, hehe :-P
Kalo mellow emang ga sengaja. Kalo disengaja namanya akting!
ReplyDelete@millati_bae: haa, betul betul betul :-D
ReplyDelete