Tuesday 29 December 2015

Jalan-Jalan Dua Hari Yogyakarta-Borobudur



Ceritanya saya lagi galau, lihat tugas kuliah tak kunjung usai, ternyata kuliah pascasarjana tak semudah kelihatannya. Ditambah lagi beberapa teman kabarnya mau jalan-jalan. Nooooo, saya juga mau jalan-jalan, tapi belum libur, paling cuma bisa Sabtu-Minggu, tapi otak sudah penuh, ga bisa mikir, saya butuh penyegaran dan ini serius. Jadilah, membulatkan tekad, saya jalan-jalan saja, yang jauh tapi cukup Sabtu-Minggu. Ke mana? Ke tempat yang kata banyak orang menyenangkan, ngangenin, Yogyakarta!

Oke, fine, langsung pesan tiket kereta. Pengennya sih pesawat, tapi  mahal saya kuliah Senin-Jumat. Dan Jumat kuliah jam 13.30-16.00. Pesawat malam Bandung-Jogja ga ada. Naik pesawat Sabtu siang, kelamaan nunggunya. Mending berangkat Jumat malam naik kereta, Sabtu subuh sudah di Jogja, bisa jalan-jalan seharian, lanjut Minggu. Minggu malam kereta lagi sampai Bandung Senin pagi, bisa kuliah lagi. Jadi ga ada yang bolos dong.

Trus di Yogyakarta ke mana? Ngapain? Ga ada rencana. Tujuan utama cuma Borobudur, yang notabene ada di Magelang. Jauh sih dari Yogyakarta, tapi biarlah, pengen jalan-jalan seputaran Malioboro yang katanya ngangenin itu juga.
Let’s get started
  • Pesan tiket kereta api di tiket.kereta-api.co.id. Ini situs resmi PT KAI, langsung pilih aja stasiun asal dan stasiun tujuan, akan muncul pilihan nama kereta dan harga. Ikuti langkah-langkah pemesanan. Bukti dan kode pemesanan akan dikirim via email. Kita tinggal bayar via atm atau sms banking. Bukti pembayaran akan dikirim via email beberapa menit setelah kita melakukan pembayaran. Saya pilih Lodaya Malam kelas bisnis, tanggal 6 November 2015 jam 18.55. Sampai Jogja 7 November 2015 jam 02.55.

Jumat, 6 November 2015
Mesin CTM
  1. Kuliah sampai jam 16.30. Hampir lupa kalo malamnya berangkat ke Jogja tapi temen-temen sebangku pada ngungkit dan cie-ciein, jadinya inget mulu dah.
  2. 17.15 menuju stasiun Bandung, dari ITB naik angkot biru jurusan Caringin-Sadang Serang. Saya belum pernah ke stasiun, jadi saya pesan ke bapak sopir, “Pak, saya turun stasiun ya. Saya belum pernah ke sana”. Ini jurus andalan saya jika pertama kali datang ke suatu tempat. Alhamdulillaah, selalu diarahkan bapak sopir dengan benar. 
  3.  Cetak tiket kereta. Ada yang namanya fasilitas Cetak Tiket Mandiri (CTM) di semua stasiun. Jadi ga perlu antri di loket seperti dulu. Tinggal masukkan kode booking atau kode pembayaran, search lalu print.
  4.  18.55 berangkat. Ternyata dalam kereta ada colokan (ini kelas bisnis, kalo kelas ekonomi gimana ya? Terakhir naik kereta ekonomi tahun 2006, kereta ekonomi ga ada colokan sih), jadi bisa sambil buka laptop ngerjain tugas. Amaaaannn….O iya, kereta ini jurusan Bandung-Solo Balapan, jadi Yogyakarta bukan stasiun akhir. Stasiun akhirnya di Solo.

Sabtu, 7 November 2015
  1. 02.55 nyampe stasiun Tugu Yogyakarta. Duduk beberapa menit di teras pintu, mencoba jalan kaki sambil mencari penginapan terdekat yang murah. Kelihatan sih beberapa penginapan di pinggir jalan dekat stasiun, tapi ga tahu rate-nya. Nyari info hotel-hotel yang ada di Google Maps aja dah, sekalian telfonin satu-satu nanya rate. (Buat kalian yang hobi jalan-jalan, pastikan pake Google Maps ya, biar ga nyasar, kecuali banyak orang di jalan yang bisa ditanya.) Tapi ternyata hotel-hotel yang terdaftar di Maps rate-nya tinggi, di atas 200.000, ga cocok buat anak kosan. Ada yang rate-nya 150.000 tapi sudah penuh. Ya sudah, saya nyari Masjid aja. Si Google Maps menunjukkan masjid terdekat bernama Masjid An Nadzar. Rencana duduk di masjid sambil nunggu agak terang baru keliling lagi nyari penginapan. Ternyata Masjid pun menolakku masih tutup, saudara-saudara. Ya sudah, duduk saja di teras sambil buka laptop, mencoba mengerjakan tugas meskipun akhirnya cuma baca-baca dan ga nemu inspirasi apa-apa. 
  2.  Sekitar 15-10 menit sebelum jam 04.00, ada yang membuka pintu masjid. Seorang nenek, sudah mengenakan mukena, menyuruh saya masuk. Alhamdulillaah. 
  3.  05.00, menelfon hotel-hotel yang ada di Google Maps lagi. Hasilnya masih sama, rate tinggi. Yang rate 200.000 ke bawah, penuh semua. Fiuh, ya sudah, kalo ga nemu yang murah, mau lari ke hotel Abadi aja. Tapi nasib emang lagi baik, lewatlah mas Nova, temen seinstansi di Jambi yang lagi ada acara di Yogyakarta, melintas di depan masjid. Saya panggil aja, dan kami pun jalan menyusuri gang sekitar Malioboro yang ternyata banyak penginapan murah, mulai dari 100.000-an. Dan sepanjang jalan, terlihat beberapa backpacker dalam maupun luar negeri. 
  4. 06.30 jalan sepanjang Malioboro. Toko-toko masih tutup tapi jalan sudah ramai orang-orang, tukang becak, dan andong. Ya sudah, nyamperin teman-teman yang lagi ada di Yogyakarta aja. 
  5. Tiket Masuk Bneteng Vredeburg. 3.000 per orang.

     
    Boleh seseruan ama patung di Benteng Vredeburg
  6. 09.00 Benteng Vredeburg. Masih di sekitar Malioboro, tepatnya di 0,8 km Yogyakarta. Benteng yang sekarang menjadi mueseum yang berisi perjalanan perjuangan Indonesia melawan Belanda sampai proklamasi kemerdekaan. Museum ini dibuka mulai jam 07.00.
  7. 11.00-17.00 jalan-jalan sekeliling Malioboro, nyobain burung dara goreng, es krim, foto-foto di tulisan Jl. Malioboro yang terkenal itu. 
  8. Malemnya, habisin aja sepanjang Malioboro. Ga nyesel kok…
Kesenian Jalan Malioboro

Trotoar di sebagian Malioboro


Kebetulan sedang ada pagelaran seni di 0 km Yogyakarta (masih Malioboro)

Minggu, 8 November 2015
  1. 07.00 keluar dari penginapan, menuju halte Transjogja. Bayar 3.600, bisa keliling ke mana aja. Karena tujuan Borobudur, saya mau ke terminal Jombor. Dari terminal Jombor ada bus jurusan Jogja-Borobudur. Nanya aja pe petugas Transjogja mau ke terminal Jombor transit di mana aja, pasti dikasih petunjuk lengkap.
  2. Gak sulit menemukan bus meuju kawasan Borobudur karena di bagian depan bus itu tertulis jelas Jogja-Borobudur atau Jogja-Budur. Bayar 20.000 saja.
  3. Sekitar jam 08.30, sudah sampai terminal akhir yang dekat dengan Borobudur. Ga tau nama terminalnya apa, ga nanya. Cuma nanya ke Borobudur naik apa lagi dari situ. Kata pak Sopir, naik ojek atau becak. Pas keluar dari terminal, ada bentor (becak motor), ya udah naik itu aja, bayar 10.000.
  4. Sampai di Borobudur, silakan masuk, bayar 30.000 per orang.
Tiket masuk kawasan Borobudur


Ini sudah kawasan Borobudur
Yang menggunakan celana pendek dan rok pendek, bakal disuruh mampir ke sini, disuruh pake sarung
Borobudur
Silakan yang ingin belajar tari Jawa di Borobudur

Yang tadi pake sarung, dikembalikan ya
Pintu masuk stasiun Tugu
Karena sambil mengerjakan tugas, jadi gak bisa lama-lama di Borobudur, harus balik secepatnya ke penginapan di Yogyakarta, melanjutkan mengerjakan tugas. Malemnya sempat mencicipi wedang uwuh atas rekomendasi teman yang orang Yogyakarta. Awalnya bingung karena banyak isi kayak serat-serat batang dan daun-daun tapi ternyata enak, anget, seger, apalagi malem itu hujan.

Jam 21.00 menuju stasiun, balik Bandung, besok kuliah lagi. Haduh...

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete